skip to main | skip to sidebar

GRABALONG

dalam bahasa samawa, yaitu Gra = cakap, tampan/cantik & Balong = bagus/baik, indah. jadi Grabalong artinya keindahan yang sempurna atau sejati.

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)
  • Home
  • About Us
  • Archives
  • Contact Us

Minggu, 22 Februari 2015

PEMIKIRAN KH. AHMAD DAHLAN TENTANG SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

Diposting oleh Unknown di 08.19 Label: Filsafat Pendidikan Islam, Makalah
BAB I
PENDAHULUAN 
A.    Latar Belakang
K.H. Ahmad Dahlan merupakan salah satu icon terbesar dan tersohor dari ribuan tokoh intelektual muslim yang pernah dimiliki bangsa Indonesia, yang dalam kehidupannya menjadi sosok pejuang yang mampu memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Salah satu bukti yang terekam oleh sejarah adalah K.H. Ahmad Dahlan memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara khususnya dalam dunia pendidikan. Dalam hal ini yang dimaksud kontribusi yang diberikan pada bangsa dan negara adalah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan yang sebagi wujud perlawanan dari penjajah yang pada waktu itu mendominasi sistem pendidikan di Indonesia.

Bangsa yang baik adalah bangsa yang senantiasa menghargai jasa dan perjuangan pahlawannya. Kemajuan dibidang kebudayaan, peradaban, pemikiran dan pendidikan yang dirasakan saat ini, adalah hasil dan buah dari perjuangan pendahulu kita dimasa lalu. Kaitannya dengan pendidikan Islam, maka sumbangsih pemikiran beliau menjadi memori sejarah dalam perjuangan bangsa Indonesia.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana riwayat hidup K.H. Ahmad Dahlan?
2.      Bagaimana pemikiran K.H. Ahmad Dahlan tentang sistem pendidikan Islam?

C.     TUJUAN
1.      Untuk menambah ilmu dan wawasan kita tentang tokoh K.H. Ahmad Dahlan dan pemikiran-pemikiran beliau terkait dengan pendidikan Islam di Indonesia.
2.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Riwayat Singkat K.H. Ahmad Dahlan
K.H. Ahmad Dahlan lahir di Kauman Yogyakarta pada tahun 1968 M. Nama kecilnya adalah Muhammad Darwisy dan merupakan anak keempat dari K.H. Abu Bakar dan ibunya merupakan putri dari H. Ibrahim. Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersudara. Dalam silsilah ia termasuk keturunan yang kedua belas dari maulana malik Ibrahim, seorang wali besar dan seorang yang terkemuka diantara Wali Songo, yang merupakan pelopor pertama dari penyebaran dan pengembangan Islam di tanah Jawa.

Untuk mempelajari ilmu-ilmu agama ia berpindah dari satu sekolah ke sekolah lainnya. Ia memperoleh kesempatan melanjutkan pendidikannya ke Mekah pada tahun 1890.[2] Di sinilah Ia berinteraksi dengan pemikir-pemikir pembaharu dalam dunia Islam, seperti Muhammad Abduh, al-Afgani, Rasyid Ridha, dan Ibnu Taimiyah.

 Pemikiran tokoh-tokoh Islam ini mempunyai pengaruh yang besar padanya. Melalui kitab-kitab yang dikarang oleh reformer Islam, telah membuka wawasan beliau tentang universalitas Islam. Ide-ide tentang reenterpretasi Islam dengan gagasan kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah mendapat perhatian khususnya saat itu. Ia juga merupakan murid Syaikh Ahmad Khatib (1899-1916), tokoh kelahiran Indonesia yang saat itu menempati posisi tertinggi dalam penguasaannya atas ilmu-ilmu agama di Mekkah.[3] Sekembalinya dari Mekkah tahun 1905 ia menikah dengan Siti Walidah, anak perempuan seorang hakim di Yogyakarta yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawan Nasional dan pendiri Aisyiyah.

Karena gajinya sebagai khatib tidak mencukupi untuk memenuhi keperluannnya sehari-hari, ia berdagang batik. Ini membawanya ke hampir semua daerah di Jawa dan memberinya kesempatan untk menyampaikan gagasan-gagasannya kepada kaum Muslim yang menonjol di daerah masing-masing. Ahmad Dahlan mendirikan sebuah organisasi Islam yaitu Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912.  KH. Ahmad Dahlan meletakkan batu pertama ke organisasian Islam dengan Muhammadiyah.

B.     Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan Tentang Sistem Pendidikan Islam
K.H Ahmad Dahlan adalah tipe man of action sehingga sudah pada tempatnya apabila mewariskan cukup banyak amal usaha bukan tulisan. Oleh sebab itu untuk menelusuri bagaimana orientasi filosofis pendidikan Beliau mesti lebih banyak merujuk pada bagaimana beliau membangun sistem pendidikan. Namun naskah pidato terakhir beliau yang berjudul Tali Pengikat Hidup menarik untuk dicermati karena menunjukkan secara eksplisit konsen Beliau terhadap pencerahan akal suci melalui filsafat dan logika.

Sedikitnya ada tiga kalimat kunci yang menggambarkan tingginya minat Beliau dalam pencerahan akal, yaitu:
a)      Pengetahuan tertinggi adalah pengetahuan tentang kesatuan hidup yang dapat dicapai dengan sikap kritis dan terbuka dengan mempergunakan akal sehat dan istiqomah terhadap kebenaran akali dengan di dasari hati yang suci.
b)      Akal adalah kebutuhan dasar hidup manusia
c)      Ilmu  mantiq atau logika adalah pendidikan tertinggi bagi akal manusia yang hanya akan dicapai hanya jika manusia menyerah kepada petunjuk Allah SWT.
Dunia pendidikan pada gilirannya mengantarkannya memasuki jantung persoalan umat yang sebenarnya. Seiring dengan bergulirnya politik etis atau politik asosiasi (sejak tahun 1901), ekspansi sekolah Belanda diproyeksikan sebagai pola baru penjajahan yang dalam jangka panjang diharapkan dapat menggeser lembaga pendidikan Islam semacam pondok pesantren.

Pendidikan di Indonesia pada saat itu terpecah menjadi dua: pendidikan sekolah-sekolah Belanda yang sekuler, yang tak mengenal ajaran-ajaran yang berhubungan dengan agama, dan pendidikan di pesantren yang hanya mengajar ajaran-ajaran yang berhubungan dengan agama saja. Dihadapkan pada dualisme sistem (filsafat) pendidikan ini K.H. Ahmad Dahlan  “gelisah”, bekerja keras sekuat tenaga untuk mengintegrasikan, atau paling tidak mendekatkan kedua sistem pendidikan itu.

Cita-cita pendidikan yang digagas Beliau adalah lahirnya manusia-manusia baru yang mampu tampil sebagai “ulama-intelek” atau“intelek-ulama”, yaitu seorang muslim yang memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani. Namun, ide Beliau tentang model pendidikan integralistik yang mampu melahirkan muslim ulama-intelek masih terus dalam proses pencarian. Sistem pendidikan integralistik inilah sebenarnya warisan yang mesti kita eksplorasi terus sesuai dengan konteks ruang dan waktu, masalah teknik pendidikan bisa berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pendidikan atau psikologi perkembangan.

1.      Definisi pendidikan Islam
K.H. Ahmad Dahlan berpendapat, bahwa pendidikan Islam merupakan sarana dan upaya yang strategis dalam rangka menyelamatkan umat Islam dari kungkungan pemikiran statis menuju kemerdekaan berfikir yang dinamis.

2.      Tujuan Pendidikan Islam.
Rumusan tujuan pendidikan merupakan pembaharuan dari tujuan pendidikan pesantren yang hanya bertujuan untuk menciptakan individu yang salih dan mendalami ilmu agama. Di dalam system pendidikan pesantren tidak diajarkan sama sekali pelajaran dan pengetahuan umum serta menggunakan tulisan latin. Semua kitab dan tulisan yang diajarkan menggunakan bahasa dan tulisan Arab.

Sebaliknya, pendidikan sekolah model Belanda merupakan pendidikan “sekuler” yang di dalamnya tidak diajarkan ilmu agama sama sekali. Pelajaran di sekolah ini menggunakan huruf latin. Akibat dualisme pendidikan tersebut dilahirkan dua kutub inteligensia; lulusan pesantren yang menguasai agama tetapi tidak menguasai ilmu umum dan lulusan sekolah Belanda yang menguasai ilmu umum tetapi tidak menguasai ilmu agama.

Melihat ketimpangan itu KH. Ahmad Dahlan berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang sempurna adalah melahirkan individu yang utuh menguasai ilmu agama dan ilmu umum, material dan spiritual serta dunia dan akhirat. Bagi beliau keduanya tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Dalam pandangan K.H. Ahmad Dahlan, adalah melahirkan manusia-manusia baru yang siap tampil sebagai insan ulama-intelek dan intelek-ulama, yakni manusia baru yang memiliki keteguhan iman dan pengetahuan agama yang begitu luas serta memiliki keterampilan dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya, dan juga kuat jasmani dan ruhaninya.

3.      Dasar atau landasan pendidikan Islam.
K.H. Ahmad Dahlan bahwa dasar atau landasan pendidikan Islam harus kembali pada sumber primer umat Islam, yakni Al-Qur’an dan Hadis (sunnah Rasul).

4.      Materi Pendidikan
Berangkat dari tujuan pendidikan tersebut, K.H.Ahmad Dahlan berpendapat bahwa kurikulum atau materi pendidikan hendaknya meliputi:
a.       Pendidikan moral akhlaq, yaitu sebagai usaha menanamkan karakter manusia yang baik berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah.
b.      Pendidikan individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesadaran individu yang utuh, yang berkeseimbangan antara perkembangan mental dan jasmani, antara keyakinan dan intelek, antara perasaan dan akal pikiran serta antara dunia dan akhirat.
c.       Pendidikan kemasyarakatan, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat.
Meskipun demikian, K.H.Ahmad Dahlan belum memiliki konsep kurikulum dan materi pelajaran yang baku.
5.      Metode pembelajaran
Di dalam menyampaikan pelajaran agama, K.H Ahmad Dahlan tidak menggunakan pendekatan yang tekstual tetapi kontekstual. Disamping menggunakan penafsiran yang kontekstual, beliau berpendapat bahwa pelajaran agama tidak cukup hanya dihafalkan atau dipahami secara kognitif, tetapi harus diamalkan sesuai situasi dan kondisi.

6.      Pembaharuan oleh K.H. Ahmad Dahlan dalam sistem pendidikan Islam.
K.H. Ahmad Dahlan membawa pembaruan dalam bentuk kelembagaan pendidikan, yang semula sistem pesantren menjadi sistem sekolah, antara lain:
a)      Memasukkan pelajaran umum kepada sekolah-sekolah keagamaan atau madrasah.
Dalam rangka mengintegrasikan kedua sistem pendidikan tersebut, K.H. Ahmad Dahlan  melakukan dua tindakan sekaligus, memberi pelajaran agama di sekolah-sekolah Belanda yang sekuler, dan mendirikan sekolah-sekolah sendiri di mana agama dan pengetahuan umum bersama-sama diajarkan. Kedua tindakan itu sekarang sudah menjadi fenomena umum. Yang  pertama sudah diakomodir negara dan yang kedua sudah banyak dilakukan oleh yayasan pendidikan Islam lain.[6]
b)      Mengadakan perubahan dalam metode pengajaran.
Mengadopsi Substansi dan Metodologi Pendidikan Modern Belanda dalam Madrasah-madrasah Pendidikan Agama. Beberapa komponen pendidikan yang dipakai oleh lembaga pendidikan Belanda, K.H. Ahmad Dahlan dapat menyerap dan kemudian dengan gagasan dan praktek pendidikannya dapat menerapkan metode pendidikan yang dianggap baru saat itu ke dalam sekolah yang didirikannya dan madrasah-madrasah tradisional. Metode yang ditawarkan adalah sintesis antara metode pendidikan modern Barat dengan tradisional.

Metode pembelajaran yang dikembangkan K.H. Ahmad Dahlan  bercorak kontekstual melalui proses penyadaran. Contoh klasik adalah ketika Beliau menjelaskan surat al-Ma’un kepada santri-santrinya secara berulang-ulang sampai santri itu menyadari bahwa surat itu menganjurkan supaya kita memperhatikan dan menolong fakir-miskin, dan harus mengamalkan isinya. Setelah santri-santri itu mengamalkan perintah itu baru diganti surat berikutnya.

c)      Mengajarkan sikap hidup terbuka dan toleran dalam pendidikan.
Pribadi K.H. Ahmad Dahlan  adalah pencari kebenaran hakiki yang menangkap apa yang tersirat dalam tafsir Al-Manaar sehingga meskipun tidak punya latar belakang pendidikan Barat tapi ia membuka lebar-lebar gerbang rasionalitas melalui ajaran Islam sendiri, menyerukan ijtihad dan menolak taqlid. Dia dapat dikatakan sebagai suatu “model”dari bangkitnya sebuah generasi yang merupakan “titik pusat” dari suatu pergerakan yang bangkit untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi golongan Islam yang berupa ketertinggalan dalam sistem pendidikan dan kejumudan paham agama Islam. 

K.H. Ahmad Dahlan juga ingin memodernisasi sekolah keagamaan tradisional. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam, K.H. Ahmad Dahlan mendirikan sekolah Muallimin dan Muallimat, Muballighin dan Muballighat. Dengan demikian diharapkan lahirlah kader-kader Muslim sebagai bagian inti program pembaruannya yang bisa menjadi ujung tombak gerakan Muhammadiyah dan membantu menyampaikan misi-misi dan melanjutkannya di masa depan.

K.H. Ahmad Dahlan juga bekerja keras meningkatkan moral dan posisi kaum perempuan dalam kerangka Islam sebagai instrument yang efektif dan bermanfaat di dalam organisasinya karena perempuan merupakan unsur penting  berkat bantuan istri dan koleganya sehingga terbentuklah Aisyiah. di tempat-tempat tertentu, dibukalah masjid-masjid khusus bagi kaum perempuan, sesuatu yang jarang ditemukan di Negara-negara Islam lain bahkan hingga saat ini. K.H. Ahmad Dahlan juga membentuk gerakan pramuka Muhammadiyah yang diberi nama Hizbul Watan.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN

Berdasarkan uraian tersebut di atas, K.H. Ahmad Dahlan berprinsip Islam harus mampu menjawab tangtangan zaman. Tujuan pendidikan yang sempurna adalah melahirkan individu yang utuh menguasai ilmu agama dan ilmu umum, material dan spiritual serta dunia dan akhirat. Membawa pembaruan dalam bentuk kelembagaan pendidikan, yang semula sistem pesantren menjadi sistem sekolah, antara lain:
1)      Memasukkan pelajaran umum kepada sekolah-sekolah keagamaan atau madrasah;
2)      Mengadakan perubahan dalam metode pengajaran;
3)      Dari yang semula menggunakan metode weton dan sorogan menjadi lebih bervariasi;
4)      Mengajarkan sikap hidup terbuka dan toleran dalam pendidikan;
5)      Dengan Muhammadiyahnya berhasil mengembangkan lembaga pendidikan yang beragam dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi dan dari yang berbentuk sekolah agama hingga yang berbentuk sekolah umum;
6)      Berhasil memperkenalkan manajemen pendidikan modern ke dalam sistem pendidikan yang dirancangkannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://arfianbayu.blogspot.com/2012/10/pemikiran-kh-ahmad-dahlan-tentang_26.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Dahlan
http://kolom-biografi.blogspot.com/2011/12/biografi-kh-ahmad-dahlan.html
http://teratakhijau11.blogspot.com/2013/07/konsep-pendidikan-menurut-kh-ahmad.html
http://www.muhammadiyah.or.id/id/1-content-156-det-kh-ahmad-dahlan.html


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Labels

  • Artikel Makalah (9)
  • Filsafat Pendidikan Islam (1)
  • hadist tarbawy (1)
  • Komputer (1)
  • Makalah (13)
  • manajemen pendidikan (1)
  • Pengembangan & Inovasi Kurikulum (1)
  • Perbandingan Mazhab (1)
  • Perencanaan Pembelajaran PAI (1)
  • Picture (1)
  • PPMDI (1)
  • Psikologi Pembelajaran & Perkembangan (1)
  • Puisi (7)
  • tafsir tarbawy (2)
  • Teknologi Pendidikan (1)
  • Tips & Trik (1)
  • Ushul Fiqh (1)
  • Video (2)

Blog Archive

  • ►  2018 (1)
    • ►  November (1)
  • ►  2016 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ▼  2015 (21)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ▼  Februari (14)
      • mengingatmu bidadari
      • Tips Menghindari Kejahatan Begal Motor
      • PENTINGNYA TEKNOLOGI PENDIDIKAN
      • MADZHAB SHAHABI, SYAR’U MAN QABLANA, & SADD AL-ZAR...
      • MOTIVASI DALAM BELAJAR
      • PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
      • KESAKSIAN DALAM AKAD NIKAH
      • PEMIKIRAN KH. AHMAD DAHLAN TENTANG SISTEM PENDIDIK...
      • Domain Teknologi Pendidikan
      • PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM TERPADU SMPIT ASY-SY...
      • STRATEGI, METODE DAN TEHNIK PEMBELAJARAN PAI
      • PENGGGUNAAN MEDIA SIMBOL BELAJAR
      • STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING, PROBLEM BA...
      • TES SEBAGAI ALAT EVALUASI
  • ►  2014 (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2012 (2)
    • ►  Desember (2)

Followers

Pages

  • Beranda
  • Tugas-tugasku
  • News
  • Laguku
Wawan Firmana. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

  • Kandungan QS. Ar Rahman Ayat 33 tentang Pendidikan (Teknologi)
    BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Memperhatikan ralita keterpurukan  kaum muslimin dewasa ini, kami mencoba mengupas ayat ilmu pe...
  • Domain Teknologi Pendidikan
    1. Pengertian Domain atau kawasan teknologi pendidikan Secara etimologis, domain berarti kawasan, wilayah/daerah kekuasaan atau bidang k...
  • MADZHAB SHAHABI, SYAR’U MAN QABLANA, & SADD AL-ZARI’AH
    BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Berdasarkan telah ditetapkan bahwa dalil syar’i yang dijadikan dasar pengambilan hukum yang b...
  • Analisis Kritis Masalah Tawuran Pelajar di Tinjau Dari Filsafat
    oleh : Wawan Firmana BAB I PENDAHULUAN A.    LATAR BELAKANG Tawuran pelajar. Kata-kata ini sudah ada sejak dulu kala hingga ki...
  • “AYAT-AYAT TENTANG METODE PENDIDIKAN YANG TEPAT”
    BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Islam adalah agama yang sempurna. Kesempurnaan Islam dapat dilihat dari Al Qur’an yang meru...
  • Fiqh Wudhu dan Sholat
    A.    Latar Belakang Shalat adalah amalan yang pertama akan dihisab pada hari kiamat. Apabila baik shalatnya, maka dianggaplah baik ke...
  • PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI
    BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kalau kita perhatikan kenyataan dalam dunia pendidikan akan kita ketahui, bahwa dalam setiap jeni...
  • Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Mamluk
    Oleh: Wawan Firmana BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Dalam sejarah peradaban Islam setelah masa pemerintahan khulafour-rasi...
  • MANUSIA DAN KEBUTUHAN DOKTRIN AGAMA*
    BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Manusia sebagai makhluk paling sempurna di antara makhluk-makhluk lain mampu mewujudkan segal...
  • STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING, PROBLEM BASED LEARNING & BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA
    BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa: “Pendidik...

leader of achievement

Unknown
Lihat profil lengkapku

Labels

  • Artikel Makalah (9)
  • Filsafat Pendidikan Islam (1)
  • hadist tarbawy (1)
  • Komputer (1)
  • Makalah (13)
  • manajemen pendidikan (1)
  • Pengembangan & Inovasi Kurikulum (1)
  • Perbandingan Mazhab (1)
  • Perencanaan Pembelajaran PAI (1)
  • Picture (1)
  • PPMDI (1)
  • Psikologi Pembelajaran & Perkembangan (1)
  • Puisi (7)
  • tafsir tarbawy (2)
  • Teknologi Pendidikan (1)
  • Tips & Trik (1)
  • Ushul Fiqh (1)
  • Video (2)

About

SEBUAH BLOG UNTUK BERKARYA DAN BERKREASI SERTA BERBAGI. PENYUSUN, PENYUNTING, PENULIS ADALAH SEORANG MAHASISWA SEMESTER VI FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAI BINAMADANI.

Arsip Blog

  • ►  2018 (1)
    • ►  November (1)
  • ►  2016 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ▼  2015 (21)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ▼  Februari (14)
      • mengingatmu bidadari
      • Tips Menghindari Kejahatan Begal Motor
      • PENTINGNYA TEKNOLOGI PENDIDIKAN
      • MADZHAB SHAHABI, SYAR’U MAN QABLANA, & SADD AL-ZAR...
      • MOTIVASI DALAM BELAJAR
      • PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
      • KESAKSIAN DALAM AKAD NIKAH
      • PEMIKIRAN KH. AHMAD DAHLAN TENTANG SISTEM PENDIDIK...
      • Domain Teknologi Pendidikan
      • PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM TERPADU SMPIT ASY-SY...
      • STRATEGI, METODE DAN TEHNIK PEMBELAJARAN PAI
      • PENGGGUNAAN MEDIA SIMBOL BELAJAR
      • STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING, PROBLEM BA...
      • TES SEBAGAI ALAT EVALUASI
  • ►  2014 (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2012 (2)
    • ►  Desember (2)

Yahoo.com

www.yahoo.com

Blogroll

STAI BINAMADANI

KAMPUS PEDULI UMAT

PATANG MENYERAH

TERUS BERUSAHA
 

© 2010 My Web Blog
designed by DT Website Templates | Bloggerized by Agus Ramadhani | Zoomtemplate.com