skip to main | skip to sidebar

GRABALONG

dalam bahasa samawa, yaitu Gra = cakap, tampan/cantik & Balong = bagus/baik, indah. jadi Grabalong artinya keindahan yang sempurna atau sejati.

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)
  • Home
  • About Us
  • Archives
  • Contact Us

Rabu, 18 Februari 2015

STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING, PROBLEM BASED LEARNING & BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA

Diposting oleh Unknown di 18.55 Label: Artikel Makalah
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (2005: 65-66).

Di kalangan umum, terutama siswa sekolah dasar, menengah dan perguruan tinggi, belajar tidak pernah menjadi hal yang menyenangkan bagi mereka, belajar dipandang sebagai musuh yang patut dijauhi, kini belajar adalah hal yang menyenangkan dan nyaman tanpa perasaan cemas, takut, dan lelah dengan panduan dari pembelajaran learning. Oleh karena itu, penulis mencoba memaparkan strategi pembelajaran Quantum Learning, Problem Based Learning dan Berorientasi Aktivitas Siswa.

B.     TUJUAN
1.      Mengetahui dan bisa mempraktekkan strategi pembelajaran quantum learning, problem based learning dan pembelajaran berorientasi aktivitas siswa.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    QUANTUM LEARNING
1.      Pengertian
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.[1]

Dalam Quantum Teaching bersandar pada konsep ‘Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.

Dengan Quantum teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Penelitian di Universitas California mengungkapkan bahwa masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas intelektual yang berbeda.
Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan hal lain yang memerlukan pemikiran rasional, beralasan dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. Bagian otak ini yang digunakan berpikir mengenai hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada garis dan rumus, dengan mengabaikan kepelikan tentang warna dan irama.

Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat oleh parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan segala rupa dan bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan mengabaikan segala ukuran dan dimensi yang mengikat.

Teaching dan Learning merupakan model pembelajaran yang sama-sama dikemas Bobbi De Porter yang diilhami dari konsep kepramukaan, sugestopedia, dan belajar melalui berbuat. Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada di kelas, berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya. Pola Teaching terangkum dalam konsep TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Sementara itu, Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan berkesan. Jadi, Teaching diperuntukkan guru dan Learning diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai pembelajar. Sebagai guru, Ibu tentunya perlu mendalami keduanya agar bisa menyerap konsep secara utuh dan terintegrasi.

Dalam Teaching, guru sangat diharapkan sebagai aktor yang mampu memainkan berbagai gaya belajar anak, mengorkestrakan kelas, menghipnotis kelas dengan daya tarik, dan menguatkan konsep ke dalam diri anak. Prinsipnya, bawalah dunia guru ke dunia siswa dan ajaklah siswa ke dunia guru. Dalam Teaching, tidak ada siswa yang bodoh, yang ada adalah siswa yang belum berkembang karena titik sentuhnya belum cocok dengan titik sentuh yang diberikan guru. Berarti, guru perlu penyesuaian sesuai dengan kondisi siswa dengan berpedoman pada segalanya bertujuan, segalanya berbicara, mengalami sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan.

Learning merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja selain siswa dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan dengan cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan hasilnya setelah mengkaji sesuatu dengan cara Learning. Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan didalami dengan suasana yang menyenangkan.
Persamaan Quantum Teaching ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum yaitu:

E = mc2

E = Energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar,semangat)
M = massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = interaksi (hubungan yang tercipta di kelas)
Berdasarkan persamaan ini dapat dipahami, interaksi serta proses pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada peserta didik.

2.      Prinsip Utama Pembelajaran Quantum
Prinsip pembelajaran quantum berbunyi : bawalah dunia mereka (pembelajar) kedalam dunia kita (pengajar), dan antarkan dunia kita (pengajar) ke dalam dunia mereka (pembelajar). Dalam pembelajaran quantum juga berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni.

Prinsip-prinsip dasar ada lima macam berikut ini :
a.       Ketahuilah bahwa semuanya berbicara
b.      Ketahuilah bahwa semuanya bertujuan
c.       Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan
d.      Akuilah  setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran
e.       Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan segala sesuatu yang layak dipelajari oleh pembelajar sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilannya.

Dalam pembelajaran quantum juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan.
Delapan kunci keunggulan quantum :

a.       Terapkanlah hidup dalam integritas
Dalam pembelajaran bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang lahir ketika nilai-nilai dan perilaku kita menyatu.

b.      Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan
Dalam pembelajaran, kita harus mengerti dan mengakui bahwa kesalahan atau kegagalan dapat memberikan informasi kepada kitayang diperlukan untuk belajar lebih lanjut sehingga kita dapat berhasil.

c.       Berbicaralah dengan niat baik
Dalam pembelajaran, perlu dikembangkan ketrampilan berbicara dalam arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan langsung.

d.      Tegaskanlah komitmen
Dalam pembelajaran, baik pengajar maupun pembelajar harus mengikuti visi-misi tanpa ragu-ragu, tetap pada rel yang telah ditetapkan.

e.       Jadilah pemilik
Dalam pembelajaran harus ada tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab tidak akan terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu.

f.       Tetaplah lentur
Dalam pembelajaran, pertahankan kemampuan untuk mengubah yang sedang dilakukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

g.      Pertahankan keseimbangan
Dalam pembelajaran, pertahankan jiwa, tubuh,  emosi dan semangat dalam satu kesatuan dan kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran yang efektif dan optimal.

3.      Hakekat Quantum Learning
Quantum learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang telah terbukti efektif di sekolah dan bisnis bekerja untuk semua tipe orang, dan segala usia. Quantum learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanoy, seorang penyidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen  dengan apa yang disebutnya sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia”.

Prinsip quantum learning adalah bahwa sugesti dapat  dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif maupun negatif. Quantum learning  mencakup aspek-aspek penting dalam program neurologistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Quantum learning adalah gabungan yang sangat seimbang antara bekerja dan bermain, antara rangsangan internal dan eksternal, dan antara waktu yang dihabiskan di dalam zona yang aman.

Beberapa Petunjuk Dalam Quantum Learning
a.       Melihat sekilas
Sebelum membaca, lihat materi bacaan secara sekilas pada malam sebelumnya, dan lihat kembali catatan sebelum memulai pelajaran di sekolah atau melakukan presentasi.

b.      “Inilah saatnya”
Manfaatkanlah setiap waktu, jadikan semua subjek menarik dan bersikap kreatif.

c.       Tempat belajar
Belajarlah ditempat pada waktu yang teratur. Atur posisi yang baik dan gunakan pencahayaan yang tepat.

d.      Gunakan musik
e.       Istirahat
f.       Rencanakan sebelumnya
g.      Berdiri dan duduk dengan tegak
h.      Kegagalan adalah umpan balik
i.        Sikap.

B.     PROBLEM BASED LEARNING

1.      Definisi/Konsep Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). 

2.      Kelebihan problem based learning
Dengan PBL akan terjadi pembelajaran  bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan.

Dalam situasi PBL, peserta     didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

3.      Langkah-langkah Operasional  dalam  Proses Pembelajaran
a.       Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat.

b.      Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.

c.       Tahap investigasi (investigation)
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.

d.      Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.

e.       Penilaian (Assessment) 
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.
Ibrahim dan Nur (2000: 13) dan Ismail (2000: 1) mengemukakan bahwa langkah-langkah (sintaks) Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut.

Fase
Indikator
Tingkah Laku Guru
1
Orientasi siswa pada masalah
Menjelasakan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah
2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
3
Membimbing pengalaman individual/ kelompok
Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan


C.     BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA

Filosofis tentang pendidikan. Filosofis pendidikan berkaitan dengan hakikat pendidikan (interaksi manusia, pengembangan dan pembimbingan potensi manusia, berlangsung sepanjang hayat, kesesuaian dengan kemampuan dan  tingkat perkembangan anak didik, keseimbangan antara kebebasan subyek didik dan kewibawaa guru, peningkatan kualitas hidup manusia) yang pada dasarnya mencakup semua potensi yang terdapat pada anak didik.

a.       Siswa sebagai subjek pendidikan. Asumsi ini menggambarkan bahwa anak didik bukanlah objek yang harus diberikan informasi saja akan tetapisiswa memilki potensi dan proses pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki.

b.      Asumsi bahwa guru bertangunggjawab atas tercapainya hasil belajar anak didik,   mengajar dengan profesional, mempunyai kode etik, dan guru adalah sumber belajar, organisator dalam belajar yang memungkinkan terjadinya kondisi yang baik baik para siswa dalam belajar.

c.       Asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran yaitu harus direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem, peristiwa belajr akan terjadi manakala terjadi interaksi antara siswa dengan lingkungan yang sudah diatur oleh guru,metode yang tepat guna mengakibatka keaktifan ziwa, pengajara memberi penekanan pada proses dan produk secara seimbang, inti proses pembelajran adalah adanya keiatan belajar siswa secara optimal.

Dalam pandangan psikologi modern belajar menunut keterlibatan intelektual-emosional siswa melaluiperistiwa mental dan proses berpengalaman dan ha tersebut mengharuskan guru untuk mendesain proses belajar yang berorientasi pada siswa.

1.      Konsep yang hadir dalam PBAS ada dua yaitu :

a.       PBAS dipandang dari sisi proses pembelajaran menekankan pada aktifitas siswa secara optiml yang menghendaki keseimbangan atara aktifitas fisik, mental termasuk di dalamnya emosional dan aktifitas intelektual.

b.      PBAS dipandang dari sisi hasil belajar menekankan pada pembentukan siswa secara utuh yang bertujuan menciptakan keseimbangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

Jelaslah bahwa konsep dari PBAS itu sendiri berbeda dari yang proses pembelajaran yang biasa berlangsung, dengan kondisi proses pembelajaran yang biasa mengharuskan siswa untuk menghafal informasi yang didapat dari guru akan menghilangkan inti dan hakikat dari mata pelajaran yang disajikan. Proses pembelajaran yang lama tidak akan bisa diterapkan oleh siswa dengan potensi mereka yang berbeda-beda. PBAS merupakan salah satu inovasi dalam pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari peserta didik dalam memahami lingkungan dan masyarakat. 
Sedangkan tujuan dari PBAS yaitu :
a.       Meningatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna
b.      Mengembangkan seluruh potensi yang ada

2.      Peran Guru dalam Implementasi PBAS
Dalam proses pembelajaran sering terjadi kekeliruan tentang tugas dan peran  guru, ada yang beranggapan bahwa peran guru dalam PBAS berkurang. Namun hal tersebut salah karena dalam PBAS guru dan siswa sama-sama berperan secara penuh, perbedaannya hanya terletak pada tugas. Tugas guru dalam PBAS adalah mengawasi dan mebimbing siswa karena antara guru dan siswa sama-sama sebagai subyek belajar. PBAS menuntut guru agar lebih kreatif dan inofatif dalam kegiatan pembelajaran serta menyesuakan karakteristik dan gaya pembelajaran dengan siswa. 

Tugas guru dalam hal ini sebagai berikut :
a.       Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
b.      Menyususn tugas-tugas belajar bersama siswa
c.       Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan
d.      Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukan
e.       Memotivasi, mendorong, membimbingsiswa dan lain sebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan
f.       Membantu siswa dalam menarik kesimpulan
g.      penunjuk dan fasilitator siswa

3.      Penerapan PBAS dalam proses pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar PBAS kadar yang harus diperhatikan tidak hany aktifitas fisik saja, namun aktifitas non-fisik seperti mental, intelektual dan emosional juga perlu diperhatikan. Guru tidak tahu keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar karena hanya siswa yang mengetahui hal tersebut. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam mengukur kadar PBAS dalam suatu proses pembelajaran yaitu dengan melihat kriteria penerapan PBAS dalam belajar mengajar. Kriteria-kriteria tersebut yaitu :

a.       Kadar PBAS dilihat dari proses perencanaan (keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan pembelajran sesuai deng kemampuan dan kebutuhan siswa, menyusun rancangan pembelajaran, menentukan dan memilih sumber belajar yang diperlukan, meneukan dan mengadakan media pembelajaran yang akan digunakan).

b.      Kadar PBAS dilihat dari proses pembelajaran (keterlibatan siswa dalam kegiatan fisik, mental, emosional dan inteletual dalam proses pembelajaran, siswa mampu belajar secara langsung, keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif, keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia, keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa, terjadi interaksi yang multi-arah).

c.       Kadar PBAS dilihat dari kegiatan evaluasi pembelajaran (keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah dilakukannya, keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diajukan, kemauan siswa untuk menyusun laporan berkenaan dengan hail belajar yang diperolehnya).

4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan PBAS dapat dibagi menjadi :
a.       Guru
            Guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan keberhasilan PBAS karena berhadapan langsung dengan siswa melalui beberapa indikator yaitu :
1)      Kemampuan guru dalam desain perencanaan pembelajaran
2)      Kemampuan guru dalam proses pembelajaran
3)      Kemampuan guru dalam mengembangkan model pembelajaran

Sikap profesional guru
Guru yang memiliki profesionalitas tinggi akan berusaha untuk menambah ilmu untuk dapat membimbing siswanya. Seorang guru seharusnya mempunyai motivasi yang tinggi untuk mencapai keberhasilan PBAS.

Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru
Dengan latar belakang pendidikan yang tinggi memungkinkan siswa untuk dapat memperoleh wawasan dan ilmu yang lebih luas. Dengan wawasan yang luas guru akan lebih mengerti bagaimana psikologis anak, unsur lingkungan dan gaya belajar siswa,model dan metode pembelajaran yang akan dipakai. Serta dengan pengalaman yang tinggi pula seorang guru akan lebih megerti dan mengenal hal-hal yang berkaitan dengn pembelajaran.

b.  Sarana belajar
Yang termasuk dalam ketersediaan sarana belajar meliputi ruang kelas, media dan sumber belajar. Ruang kelas seharusnya dibuatdan ditata dengan memperhatikan kenyamanan siswa dalam kegiatan belajar mengajar,serta setting tempat duduk diharapkan untuk bisa diubah-ubah sesuai dengan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Sedangkan untuk media dan sumber belajar dalam PBAS digunakan sistemmultimetode dan multimedia. Siswa tidak hanya terpaku pada satu sumber pembelajaran.

c. Lingkungan belajar
Dua hal yang termasuk dalam lingkungan belajar yaitu lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. Lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi sekolah serta keadaan dan jumlah guru. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan psikologis adalah iklim sosial yang ada di lingkungan sekolah. Semua pihak harus ikut berperan aktif dalam pencapaian keberhasilan PBAS.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). 
PBAS merupakan salah satu inovasi dalam pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari peserta didik dalam memahami lingkungan dan masyarakat
  

DAFTAR PUSTAKA

DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: KAIFA.
http://3e-kelompok2.blogspot.com/p/pengertian.html diakses pada tanggal 1-12-2014  10:09 pm
http://didik45.wordpress.com/strategi-pembelajaran/strategi-pembelajaran-quantum-teaching-dan-quantum-learning/ diakses pada tanggal 1-12-2014 pukul 9:45
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/06/model-pembelajaran-berbasis-masalah.html  diakses pada tanggal 1-12-2014 pukul 10:03






[1] DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: KAIFA
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Labels

  • Artikel Makalah (9)
  • Filsafat Pendidikan Islam (1)
  • hadist tarbawy (1)
  • Komputer (1)
  • Makalah (13)
  • manajemen pendidikan (1)
  • Pengembangan & Inovasi Kurikulum (1)
  • Perbandingan Mazhab (1)
  • Perencanaan Pembelajaran PAI (1)
  • Picture (1)
  • PPMDI (1)
  • Psikologi Pembelajaran & Perkembangan (1)
  • Puisi (7)
  • tafsir tarbawy (2)
  • Teknologi Pendidikan (1)
  • Tips & Trik (1)
  • Ushul Fiqh (1)
  • Video (2)

Blog Archive

  • ►  2018 (1)
    • ►  November (1)
  • ►  2016 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ▼  2015 (21)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ▼  Februari (14)
      • mengingatmu bidadari
      • Tips Menghindari Kejahatan Begal Motor
      • PENTINGNYA TEKNOLOGI PENDIDIKAN
      • MADZHAB SHAHABI, SYAR’U MAN QABLANA, & SADD AL-ZAR...
      • MOTIVASI DALAM BELAJAR
      • PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
      • KESAKSIAN DALAM AKAD NIKAH
      • PEMIKIRAN KH. AHMAD DAHLAN TENTANG SISTEM PENDIDIK...
      • Domain Teknologi Pendidikan
      • PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM TERPADU SMPIT ASY-SY...
      • STRATEGI, METODE DAN TEHNIK PEMBELAJARAN PAI
      • PENGGGUNAAN MEDIA SIMBOL BELAJAR
      • STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING, PROBLEM BA...
      • TES SEBAGAI ALAT EVALUASI
  • ►  2014 (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2012 (2)
    • ►  Desember (2)

Followers

Pages

  • Beranda
  • Tugas-tugasku
  • News
  • Laguku
Wawan Firmana. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

  • Kandungan QS. Ar Rahman Ayat 33 tentang Pendidikan (Teknologi)
    BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Memperhatikan ralita keterpurukan  kaum muslimin dewasa ini, kami mencoba mengupas ayat ilmu pe...
  • Domain Teknologi Pendidikan
    1. Pengertian Domain atau kawasan teknologi pendidikan Secara etimologis, domain berarti kawasan, wilayah/daerah kekuasaan atau bidang k...
  • MADZHAB SHAHABI, SYAR’U MAN QABLANA, & SADD AL-ZARI’AH
    BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Berdasarkan telah ditetapkan bahwa dalil syar’i yang dijadikan dasar pengambilan hukum yang b...
  • Analisis Kritis Masalah Tawuran Pelajar di Tinjau Dari Filsafat
    oleh : Wawan Firmana BAB I PENDAHULUAN A.    LATAR BELAKANG Tawuran pelajar. Kata-kata ini sudah ada sejak dulu kala hingga ki...
  • “AYAT-AYAT TENTANG METODE PENDIDIKAN YANG TEPAT”
    BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Islam adalah agama yang sempurna. Kesempurnaan Islam dapat dilihat dari Al Qur’an yang meru...
  • Fiqh Wudhu dan Sholat
    A.    Latar Belakang Shalat adalah amalan yang pertama akan dihisab pada hari kiamat. Apabila baik shalatnya, maka dianggaplah baik ke...
  • PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI
    BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kalau kita perhatikan kenyataan dalam dunia pendidikan akan kita ketahui, bahwa dalam setiap jeni...
  • Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Mamluk
    Oleh: Wawan Firmana BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Dalam sejarah peradaban Islam setelah masa pemerintahan khulafour-rasi...
  • MANUSIA DAN KEBUTUHAN DOKTRIN AGAMA*
    BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Manusia sebagai makhluk paling sempurna di antara makhluk-makhluk lain mampu mewujudkan segal...
  • STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING, PROBLEM BASED LEARNING & BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA
    BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa: “Pendidik...

leader of achievement

Unknown
Lihat profil lengkapku

Labels

  • Artikel Makalah (9)
  • Filsafat Pendidikan Islam (1)
  • hadist tarbawy (1)
  • Komputer (1)
  • Makalah (13)
  • manajemen pendidikan (1)
  • Pengembangan & Inovasi Kurikulum (1)
  • Perbandingan Mazhab (1)
  • Perencanaan Pembelajaran PAI (1)
  • Picture (1)
  • PPMDI (1)
  • Psikologi Pembelajaran & Perkembangan (1)
  • Puisi (7)
  • tafsir tarbawy (2)
  • Teknologi Pendidikan (1)
  • Tips & Trik (1)
  • Ushul Fiqh (1)
  • Video (2)

About

SEBUAH BLOG UNTUK BERKARYA DAN BERKREASI SERTA BERBAGI. PENYUSUN, PENYUNTING, PENULIS ADALAH SEORANG MAHASISWA SEMESTER VI FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAI BINAMADANI.

Arsip Blog

  • ►  2018 (1)
    • ►  November (1)
  • ►  2016 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ▼  2015 (21)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ▼  Februari (14)
      • mengingatmu bidadari
      • Tips Menghindari Kejahatan Begal Motor
      • PENTINGNYA TEKNOLOGI PENDIDIKAN
      • MADZHAB SHAHABI, SYAR’U MAN QABLANA, & SADD AL-ZAR...
      • MOTIVASI DALAM BELAJAR
      • PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
      • KESAKSIAN DALAM AKAD NIKAH
      • PEMIKIRAN KH. AHMAD DAHLAN TENTANG SISTEM PENDIDIK...
      • Domain Teknologi Pendidikan
      • PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM TERPADU SMPIT ASY-SY...
      • STRATEGI, METODE DAN TEHNIK PEMBELAJARAN PAI
      • PENGGGUNAAN MEDIA SIMBOL BELAJAR
      • STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING, PROBLEM BA...
      • TES SEBAGAI ALAT EVALUASI
  • ►  2014 (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (9)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2012 (2)
    • ►  Desember (2)

Yahoo.com

www.yahoo.com

Blogroll

STAI BINAMADANI

KAMPUS PEDULI UMAT

PATANG MENYERAH

TERUS BERUSAHA
 

© 2010 My Web Blog
designed by DT Website Templates | Bloggerized by Agus Ramadhani | Zoomtemplate.com